Obesitas tidak selalu berisiko berpenyakit kronis
Klik Disini
Jakarta (ANTARA
News) - Para ilmuwan menyatakan bahwa hampir separuh dari total orang
yang mengalami kegemukan, sama sehatnya dengan orang yang langsing,
karena tidak menghadapi risiko berkembangnya penyakit jantung atau pun
kanker.Klik Disini
Salah satu faktor penurun risikonya adalah olahraga yang dijalani,
menurunkan tingkat obesitas yang menjadi sumber pemicu penyakit kronis.Klik Disini
Ini menunjukkan bahwa orang kegemukan juga bisa memiliki metabolisme
yang sehat, meskipun indeks massa tubuh mereka kemungkinan tidak berkata
demikian.Klik Disini
Penelitian lain membuktikan bahwa dari seluruh kasus penyakit jantung,
penyakit ini lebih parah saat diderita oleh orang dengan bobot tubuh
normal atau pun kurus, dibandingkan dengan mereka yang kegemukan.
Sementara itu, satu penelitian internasional dengan responden sebanyak
43.246 orang ini, membuktikan bahwa orang yang mengalami obesitas juga
dapat memiliki metabolisme yang sehat, sehingga memungkinkan untuk
mereka memiliki tingkat risiko penyakit kardiovaskular dan kanker yang
sama dengan orang kurus.Klik Disini
Penderita obesitas dengan metabolisme yang sehat, tidak akan menderita
gangguan seperti diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi. Hal ini
diketahui setelah diadakan pemeriksaan mengenai kinerja jantung dan
paru-paru mereka yang bekerja lebih baik daripada penderita obesitas
lain.Klik Disini
Pemimpin penelitian
yang merupakan anggota asosiasi peneliti dari Department of Physical
Activity and Sport, University of Granada, Spanyol serta Karolinska
Institute, di Swedia, Dr. Francisco Ortega, menyatakan penelitian ini
membuktikan bahwa penderita obesitas dengan metabolisme sehat, memiliki
tingkat kebugaran yang lebih baik dibandingkan dengan penderita obesitas
lainnya.Klik Disini
"Kami meyakini bahwa olah raga secara teratur, memiliki pengaruh yang
besar terhadap sistem tubuh dan organ tubuh, dan secara konsisten dapat
meningkatkan kesehatan metabolisme seseorang, meskipun orang ini
mengalami obesitas," kata Ortega.Klik Disini
Berdasarkan penelitiannya, Ortega menyarankan para ahli terapi tidak
mengeneralisasi penderita obesitas dengan prognosis yang sama.Klik Disini
"Para tenaga medis seharusnya menilai tingkat kebugaran, kadar lemak,
serta metabolisme tubuh, untuk mengetahui estimasi yang lebih akurat
mengenai risiko penyakit kardiovaskular serta kanker pada pasien
obesitas," ujar Ortega.Klik Disini
Ortega mengatakan bahwa masyarakat awam selalu meyakini bahwa bobot
tubuh yang selalu terjaga dapat membantu pencegahan masalah penyakit
jantung.Klik Disini
Namun Ortega mengatakan bahwa pasien penderita obesitas dan berat yang
mengalami masalah penyakit jantung, akan mendapatkan efek negatif saat
mereka berjuang terlalu keras untuk mengurangi berat badan.Klik Disini
Perawat penyakit jantung senior dari British Heart Foundation (BHF), Amy
Thompson mengatakan bahwa pada kebanyakan kasus, obesitas tidak bisa
disangkal sebagai faktor risiko berkembangnya penyakit jantung koroner.
Namun menurut Amy, penelitian ini membuktikan bahwa penyakit jantung
tidak selalu terkait dengan bobot tubuh. Namun dimana timbunan lemak itu
berada, itu yang akan mempengaruhi kesehatan dan kebugaran
Anda. (M048) Klik Disini
terlalu berlebihan
BalasHapusgemuk belebiahan ya
BalasHapuskebnykan mkan
BalasHapus